Rabu, 26 November 2014

Sejarah Bumi

 SEJARAH BUMI

    Sejarah Bumi berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk sampai sekarang. Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada pemahaman peristiwa-peristiwa utama di Bumi yang sudah lampau. Usia Bumi ditaksir sepertiganya usia alam semesta. Sejumlah perubahan biologis dan geologis besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut.

1.    Terbentuknya Bumi
    Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi dari nebula matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Sebagian besar permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan benda angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.
    Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk. Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi. Proses tektonik lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan kondisi abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan penciptaan tanah.
Sejarah Bumi
Kala geologi, dipadatkan dalam diagram berbentuk lingkaran jam yang menampilkan panjang relatif kala sejarah Bumi. (keterangan: Mtl = Miliar tahun lalu, Jtl = Juta tahun lalu, s. = sekitar)

2.    Skala waktu geologi
    Sejarah Bumi diurutkan secara kronologis dalam tabel skala waktu geologi, yang dibagi menjadi beberapa interval sesuai dengan analisis stratigrafi. Skala waktu yang lengkap dapat dilihat di artikel utama. Keempat garis waktu di bawah ini menunjukkan skala waktu geologi. Garis waktu yang pertama menunjukkan keseluruhan waktu dari masa terbentuknya Bumi sampai waktu sekarang. Skala waktu ini memampatkan eon terbaru. Skala waktu kedua menunjukkan eon terbaru dengan skala yang diperluas. Namun skala waktu kedua ini juga masih memampatkan era terbaru, yang dapat dilihat di skala ketiga. Karena Kuarter merupakan periode yang sangat singkat dengan jangka waktu yang pendek, sehingga diperluas lagi di skala waktu keempat.
    Skala waktu kedua, ketiga, dan keempat merupakan subbagian dari skala waktu sebelumnya yang ditunjukkan oleh tanda bintang. Alasan lain untuk memperluas skala keempat adalah, Holosen (jangka waktu) terakhir terlalu kecil untuk dapat ditampilkan dengan jelas pada skala waktu ketiga di sebelah kanan.
Sejarah Bumi

Sejarah Bumi

Sejarah Bumi

Sejarah Bumi
Juta tahun

3.    Pembentukan Bulan
Sejarah Bumi
Ilustrasi terbentuknya bulan yang disebabkan tumbukan antara protoplanet dengan Bumi.

    Bulan yang merupakan satu-satunya satelit alami Bumi, berukuran relatif lebih besar terhadap ukuran planet yang diorbitnya jika dibandingkan dengan satelit lain di Tata Surya. Selama program Apollo, bebatuan dari permukaan Bulan dibawa ke Bumi. Penanggalan radiometrik dari bebatuan ini telah menunjukkan bahwa Bulan berusia 4,53 ± .01 miliar tahun, setidaknya 30 juta tahun setelah terbentuknya Tata Surya. Bukti terbaru menunjukkan Bulan terbentuk pada masa yang lebih baru, sekitar 4,48 ± 0.02 miliar tahun yang lalu atau 70–110 juta tahun setelah terbentuknya Tata Surya.
Teori pembentukan Bulan harus dapat menjelaskan beberapa fakta berikut.
·    Pertama, Bulan memiliki densitas yang rendah (3,3 kali dibanding air, sementara bumi 5,5 kali dibanding air) dan inti logam yang kecil.
·    Kedua, Bulan hampir tidak mengandung air atau bahan yang mudah menguap lainnya.
·    Ketiga, Bumi dan Bulan memiliki jejak isotopik oksigen (kelimpahan relatif dari isotop oksigen) yang sama.
    Dari teori-teori yang telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini, hanya satu yang diterima secara luas yakni hipotesis tubrukan besar yang mengatakan bahwa bulan terbentuk dari sebuah benda langit seukuran Mars menghantam bumi yang baru terbentuk.
    Tabrakan ini memiliki tenaga 100 juta kali lebih besar dari tabrakan yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Tenaga ini cukup untuk menguapkan sebagian lapisan luar bumi dan menyatukan kedua bagian yang bertabrakan. Sebagian dari bahan mantel terlempar ke orbit di sekitar Bumi. Hipotesis tubrukan besar menduga bahwa Bulan kehabisan materi logam; hal ini menjelaskan komposisinya yang abnormal. Materi yang terlempar ke dalam orbit Bumi dapat berkumpul menjadi satu bagian dalam beberapa minggu, di bawah pengaruh gravitasinya sendiri; materi tersebut semakin lama akan memiliki bentuk yang bulat.

4.    Benua pertama
    Mantel konveksi, proses yang mendorong lempeng tektonik saat ini, adalah hasil dari aliran panas dari dalam bumi ke permukaan bumi. Termasuk juga penciptaan lempeng tektonik di pegunungan di tengah laut. Lempeng ini dihancurkan oleh subduksi ke dalam mantel di zona subduksi. Pada awal eon Arkean (sekitar 3,0 miliar tahun yang lalu) mantel itu jauh lebih panas daripada sekarang, mungkin sekitar 1600° C, sehingga proses konveksi dalam mantel terjadi lebih cepat.
    Kerak bumi mulai terbentuk ketika permukaan bumi mulai memadat, menghilangkan bekas-bekas pergeseran lempeng tektonik Hadean serta dampak dari tumbukan yang terjadi. Namun, diperkirakan kerak tersebut memiliki komposisi Basalt seperti Kerak samudera yang ada sekarang. Potongan kerak benua besar yang pertama, muncul pada akhir masa Hadean, sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Bagian yang tersisa dari benua pertama yang kecil ini disebut kraton. Potongan-potongan yang terjadi pada akhir Hadean sampai awal Arkean membentuk inti lempengan yang sampai sekarang tumbuh menjadi benua.
Batuan tertua di Bumi ditemukan di Laurentia, Kanada, yang berupa tonalit yang berumur sekitar 4 miliar tahun. Bebatuan ini menunjukkan jejak metamorfosis oleh suhu tinggi, juga biji-bijian sedimen yang telah terkikis oleh erosi selama terbawa oleh air, yang menunjukkan adanya sungai dan laut pada masa itu.

5.    Asal Mula Kehidupan
    Salah satu manfaat terbentuknya atmosfer dan lautan adalah tersedianya kondisi yang dapat menunjang adanya kehidupan. Ada banyak model yang menggambarkan asal mula kehidupan, namun masih sedikit konsensus tentang bagaimana kehidupan muncul dari bahan kimia. Percobaan yang dibuat di laboratorium masih belum dapat mengungkap tentang hal ini.
    Tahap awal munculnya kehidupan kemungkinan dipicu dengan adanya reaksi kimia yang menghasilkan senyawa organik sederhana, termasuk nukleobasa serta asam amino yang merupakan meteri penyusun kehidupan. Sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stanley Miller dan Harold Urey pada tahun 1953 menunjukkan bahwa molekul tersebut bisa terbentuk dalam lingkungan air, metana, amonia dan hidrogen dengan bantuan percikan bunga api, untuk meniru efek petir. Meskipun komposisi atmosfer mungkin berbeda dari komposisi yang digunakan oleh Miller dan Urey, percobaan lebih lanjut dilakukan dengan komposisi yang lebih mendekati kondisi sesungguhnya, juga berhasil mensintesis molekul organik. Simulasi komputer terbaru menunjukkan bahwa molekul organik di luar bumi dapat terbentuk dalam piringan protoplanet sebelum pembentukan bumi.
Tahap berikutnya yang lebih kompleks bisa saja dicapai dari setidaknya tiga titik awal:
·    Replikasi diri, kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan yang sangat mirip dengan dirinya sendiri.
·    Metabolisme, kemampuan untuk memberi makan dan memperbaiki diri sendiri.
·    Membran sel eksternal, yang memungkinkan makanan masuk dan limbah hasil pencernaan terbuang.

6.    Peradaban Manusia
Informasi lebih lanjut: Sejarah Afrika, Sejarah Amerika, Sejarah Antartika, dan Sejarah Eurasia
Sejarah Bumi
Ilustrasi perburuan glyptodon pada masa Paleolitikum. Paleolitikum adalah zaman awal saat hominidae (termasuk manusia) mulai memanfaatkan batu sebagai peralatan, sejak keberadaan australopithecine 2,6 juta tahun lalu, hingga akhir Pleistosen sekitar 10.000 tahun lalu.
Mural yang menggambarkan usaha pertanian, peninggalan zaman Mesir Kuno, dibuat sekitar 1400 SM. Pertanian merupakan aspek penting dalam Revolusi Neolitik. Di tempat yang menyediakan lahan pertanian, manusia telah meninggalkan gaya hidup nomadis.

    Selama lebih dari 90% dari masa keberadaannya di Bumi, Homo sapiens hidup dalam kelompok kecil sebagai pemburu-pengumpul makanan nomadis. Ketika bahasa menjadi lebih kompleks, kemampuan mengingat dan menyebarkan informasi menghasilkan replikator baru: meme. Gagasan-gagasan dapat saling ditukar secara cepat dan diturunkan dari generasi ke generasi. Evolusi kebudayaan berhasil mendahului evolusi biologis, dan catatan sejarah pun dimulai. Antara masa 8500 dan 7000 Sebelum Masehi (SM), manusia di kawasan Hilal Subur di Timur Tengah memulai budi daya tanaman dan hewan yang sistematis; suatu budaya yang kini dikenal di seluruh dunia sebagai pertanian. Hal ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, serta berkembang secara mandiri di sejumlah kawasan dunia, hingga akhirnya sebagian besar Homo sapiens hidup menetap di pemukiman permanen sebagai petani. Tidak semua masyarakat dunia meninggalkan tradisi nomadis, terutama manusia yang tinggal di kawasan terisolasi yang miskin tanaman pertanian, seperti Australia. Bagaimanapun, pada peradaban-peradaban yang mengembangkan pertanian, stabilitas relatif dan pertambahan produktivitas karena bercocok tanam mengakibatkan populasi bertambah.
Pertanian memberi pengaruh yang kuat bagi manusia. Mereka mulai memberi dampak pada lingkungannya lebih besar daripada sebelumnya. Surplus makanan mengakibatkan kemunculan golongan rohaniwan dan bangsawan, diikuti oleh bertambahnya pembagian tenaga kerja. Hal ini mengawali kelahiran peradaban pertama di Bumi, tepatnya di Sumeria (kawasan Timur Tengah), antara 4000 dan 3000 SM. Peradaban-peradaban lainnya muncul tak lama kemudian di Mesir, lembah Sungai Indus, dan Cina. Penemuan aksara mengakibatkan kemunculan masyarakat yang lebih kompleks. Catatan dan perpustakaan berfungsi sebagai gudang pengetahuan dan menambah transmisi informasi kultural. Umat manusia tidak lagi menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja, dan pendidikan mengantarkannya pada upaya pencarian pengetahuan dan kebijaksanaan.
    Periode dari 900–200 SM dinyatakan sebagai Zaman Poros bagi peradaban manusia, yaitu zaman ketika fondasi spiritualitas umat manusia terjadi serentak dan mandiri di beberapa belahan dunia. Tradisi filosofis yang berkembang pada zaman tersebut meliputi: monoteisme di Persia dan Kanaan; Platonisme di Yunani; Buddhisme, Jainisme, dan Hinduisme di India; Konfusianisme dan Taoisme di Cina. Berbagai adat dan sains (dalam bentuk primitif) bermunculan, seperti sistem teokrasi dan produksi kereta perang. Di Mediterania dan Timur Tengah, peradaban-peradaban kuno berkembang dan melakukan perdagangan, serta bertempur demi wilayah dan sumber daya. Tak lama kemudian sistem imperium mulai berkembang. Sekitar 500 SM, ada sejumlah peradaban maju di Timur Tengah, Iran, India, Cina, dan Yunani, yang sedang menuju masa kejayaannya atau menuju masa keruntuhannya. Beberapa peradaban bertahan hingga abad modern meskipun tidak sejaya dulu, dan beberapa di antaranya memberi pengaruh atau fondasi bagi Dunia Barat, seperti Yunani dan Romawi Kuno. Seiring perkembangan peradaban, beberapa agama didirikan, seperti Kristen (abad ke-1) dan Islam (abad ke-7).
Sejarah Bumi
Panorama Tokyo, kota dengan penduduk terpadat di dunia, dan salah satu kota yang berpengaruh dalam perekonomian dunia.

    Pada abad ke-14, zaman Renaisans dimulai di Italia dengan kemajuan dalam bidang agama, seni, dan sains. Pada masa itu, Gereja Kristen sebagai entitas politik kehilangan sebagian besar kekuasaannya. Tahun 1492, Kristoforus Kolumbus mencapai benua Amerika, mengawali perubahan besar pada Dunia Baru. Peradaban Eropa mulai berubah sejak 1500-an, mengantarkannya pada Revolusi Ilmiah dan Industri. Benua tersebut mulai menebarkan dominansi politis dan budaya pada masyarakat lain di seluruh dunia pada suatu masa yang dikenal sebagai Era Kolonial. Pada abad ke-18, gerakan kultural yang dikenal sebagai Abad Pencerahan kemudian membentuk mentalitas bangsa Eropa dan berperan penting dalam sikap sekuler mereka. Dari tahun 1914 sampai 1918, dan dari 1939 sampai 1945, bangsa-bangsa di seluruh dunia berada dalam perang dunia. Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan setelah Perang Dunia I merupakan usaha pertama dalam membangunan lembaga internasional untuk menyelesaikan permasalahan secara damai. Setelah gagal mencegah Perang Dunia II—konflik paling berdarah dalam sejarah umat manusia—lembaga tersebut digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setelah perang usai, banyak negara menyatakan kemerdekannya, baik dengan usaha sendiri maupun pemberian bangsa lain dalam suatu periode dekolonisasi. Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi negara adikuasa untuk sementara, dan terlibat dalam persaingan yang dikenal sebagai Perang Dingin sampai disolusi di kemudian hari. Seiring transportasi dan komunikasi yang semakin mutakhir, perkara politis dan ekonomi antarbangsa menjadi kian berseluk-beluk. Hal ini dikenal sebagai globalisasi yang dapat mendatangkan konflik atau kerja sama.

0 komentar:

Posting Komentar