Selasa, 04 November 2014

Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur

Disusun Oleh :
Inne Kamila
Resti Surniawati
Syah Fitriyanti
Mega Aprilianah
Rizha Ainunnisa
Ira Kusmawati
Raffi Dwi Anggoro
M. Fahmi Falah
Sekolah : SMPN 1 Kragilan

Alat Musik dari Indonesia Timur


  • Sasando     

Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur

Sasando merupakan sebuah alat musik petik khas NTT. Alat musik yang memiliki banyak senar ini dijadikan gambar untuk mata uang pecahan Rp. 5000 dahulu. Meskipun cara memainkan alat musik ini hampir sama dengan kecapi dan gitar, namun Sasando ini memiliki keunikan tersendiri, baik itu dari segi bentuk maupun bahannya. Sesando ini merupakan alat music yang terbuat dari pohon daun lontar yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai resonansi. Dari ujung ke ujung daun tersebut terlentang potongan bambu yang terlihat sebagai garis tengah bundaran, yang di letakan ganjalan di tengahnya untuk mengikat atau meletakan dawai / senar. nada yang dihasilkan akan berbeda yang dipengaruhi oleh ganjalan. Meski sesando hampir sama dengan alat musik petik lainnya, namun sesando memiliki keunikan sendiri dengan musik / nada yang bervariasi, sebab sesando memiliki senar yang banyak, mulai dari 28, 56 dan 84 dawai / senar.


• Heo
Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur

Alat musik ini memiliki bentuk yang sama dengan biola. Jadi, bisa dikatakan Heo ini merupakan biola versi tradisional. Heo terbuat dari kayu, sedangkan alat geseknya terbuat dari ekor kuda dan bentuknya seperti busur panah.

• Foy Doa  
Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur

Doa adalah alat musik tiup seperti seruling. Alat musik ini terbuat dari bamboo dengan terdapat beberapa lubang di bagian atasnya. Beda alat musik ini dengan seruling adalah Foy Doa memiliki dua seruling yang diikat menjadi satu. 
Tarian Dari Indonesia Timur

1.Tari Remo
Tari Remo berasal dari Kabupaten Surabaya, Jawa Timur[butuh rujukan]. Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.

2. Tari Cakalele
Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur
Tari Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup.

Tari Cakalele disebut juga dengan tari kebesaran, karena digunakan untuk penyambutan para tamu agung seperti tokoh agama dan pejabat pemerintah yang berkunjung ke bumi Maluku. Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya. (1) Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang. (2) Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. (3) Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat .

3. Tari Lenso  
Alat Musik dan Tarian dari Indonesia Timur
adalah tarian muda-mudi dari daerah Maluku dan Minahasa Sulawesi Utara.  Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta.  Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya.  Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari tanah Maluku.  Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, dimana ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima.  Lenso artinya Saputangan.  Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur.
Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalah lenso atau selendang.  Selendang inilah yang menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang diterima berarti persetujuan.

Dari semua tarian tersebut, tari lenso merupakan salah satu jenis tarian adat yang unik.  Tari Lenso yang juga terkenal di daerah Minahasa adalah jenis tarian pergaulan yang biasa dibawakan oleh para muda – mudi di daerah tersebut.
Tari Lenso biasanya dibawakan secara beramai – ramai ketika mereka sedang mengadakan pesta seperti pesta pernikahan, pesta tahun baru dan pesta panen cengkeh.  Sesuai dengan namanya, tari lenso merupakan tarian yang mengunakan lenso atau saputangan sebagai perlengkapannya.  Lenso atau saputangan dalam tari lenso nantinya akan digunakan untuk menyatakan perasaan cinta atau dalam bahasa gaulnya nembak orang yang disukai.
Jika pernyataan cintanya diterima maka lenso yang diserahkan kepada orang tersebut akan diterima.Oleh karena itulah selain sebagai tarian adat, tari lenso juga merupakan tarian untuk mendapatkan jodoh.  Jadi untuk sahabat Indobeta yang sedang bingun bagaimana menyatakn cinta ke si dia, mungkin tari lenso bisa dijadikan sebagai laternatifnya.


0 komentar:

Posting Komentar