Senin, 24 November 2014

Analisis Kelayakan Bisnis

MAKALAH ANALISIS KELAYAKAN BISNIS
Disusun Oleh :
Indah Puji Hikmah Wati
Jamaludin
 
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya bagi Allah SWT. Yang mana telah memberikan hidayah dan inayah-Nya bagi kami melalui ilmi-Nya yang maha luas sehingga kami bisa menulis makalah tentang ANALISIS KELAYAKAN BISNIS. Shalawat serta salam kami tunjukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada agama yang lurus.
Makalah “ANALISIS KELAYAKAN BISNIS” merupakan suatu tugas dari mata kuliah Kewirausahaan dan melalui makalah ini kami berusaha menyampaikan sedikit uraian tentang apa itu Analisis Kelayakan Bisnis dalam menjalankan suatu Bisnis yang berjalan dengan baik. Kami ucapkan terimakasih kepada Bu Ika Atikah,S.H.I.,M.H. selaku dosen pengajar Kewirausahaan yang telah membagi ilmunya kepada kami serta memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Dan kami ucapkan terimakasih kepada sumber yang telah kami jadikan sebagai rujukan dalam pengembangan pembuatan makalah ini. Adapaun sumber dari proses penulisan ini telah kami sertakan dalam daftar pustaka.
Akhirnya, kami berharap makalah ini menjadi kontribusi positif, melahirkan inovasi dan memberikan inspirasi kepada pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari bisnis?
2.    Apakah pengertian dari kelayakan usaha?
3.    Bagaimanakah proses dan tahapan studi kelayakan usaha?
4.    Bagaimanakah analisis kelayakan usaha atau bisnis?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari bisnis.
2.    Untuk mengetahui pengertian kelayakan usaha.
3.    Untuk mengetahui proses dan tahapan kelayakan studi usaha.
4.    Untuk mengetahui analisis kelayakan usaha atau bisnis.

BAB II
PEMbAHASAN
A.    Pengertian Bisnis
Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti PT Unilever Indoesia, PT Indofood Sukses Makmur, maupun berbagai perusahaan kecil yang melakukan kegiatan perdagangan dan produksi. Lalu apa yang dimaksud dengan “bisnis” itu sendiri? Menurut Steinholff (1979: 5), “ Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people.
Dalam pengertian ini, kegiatan bisnis sebagai aktivitas yang meyediakan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta usaha informal lainnya. Produk yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis mencakup keseluruhan tangible goods maupun intangible goods (jasa). Yang dimaksud dengan tangible goods adalah barang-barang yang dapat diindra oleh pancaindra manusia, seperti mobil, rumah, kursi, pulpen, mi instan, sabun cuci, dan lain-lain.
Sedangkan jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh, keandalan seorang pengacara dalam memberikan jasanya tidak dapat diukur dari keberadaan fisik maupun asal suku bangsa pengacara tersebut. Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), “Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit”. Sejalan dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profi.

B.    Pengertian Kelayakan Bisnis/Usaha
Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses (Barringer dan Ireland, 2008; Scarborough, Wilson, Zimmerer, 2009).
Bisnis/Usaha yang akan dijalankan diharapkan dapat memberikan penghasilan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan usaha harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan usaha. Artinya, jika dilihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan keinginan, apapun tujuan perusahaan (baik profile, social maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan suatu studi.uan
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan. Jika ide bisnis memang layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana bisnis. Jika tidak layak, entrepreneur seharusnya melupakan ide bisnis tersebut dan mencari ide yang lain. Dengan melakukan analisis kelayakan bisnis, entrepreneur tidak perlu membuang-buang waktu, tenaga dan biaya untuk ide bisnis yang tidak layak. dan untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan (dalam arti sesuai dengan tujuan perusahaan) atau dengan kata lain jika usaha tersebut dijalankan, akan memberikan manfaat atau tidak. Suatu kegiatan dapat dikatakan layak apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi sehingga ditarik kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk dijalankan. Studi kelayakan usaha dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di masa yang akan dating, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang diinginkan dalam suatu investasi. Studi kelayakan usaha memperhitungkan hambatan atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi, studi kelayakan usaha dapat memberikan pedoman atau arahan pada usaha yang akan dijalankan.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah: Sutau kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Kelayakan artinya penelitina yang dilakukan secara mendalam bertujuan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibangdingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat berarti bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan financial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak juga berarti dapat memberikan keuntungan yang tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas.
Proses dan Studi Kelayakan UsahaStudi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.    Tahap penemuan idea tau perumusan gagasan. Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling member peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinan, misalnya bisnis industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap layak.
2.    Tahap formulasi tujuan. Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misalnya untuk menciptakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi bisnis yag akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3.    Tahap analisis. Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.

Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut, meliputi:
1.    Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.
2.    Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
3.    Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainya.
4.    Aspek yuridis dan lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
5.    Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.

Tahap keputusan. Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya. Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal berikut:kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut, jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh akuntan public yang bersertifikat.
1.    Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha. Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.
2.    Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
3.    Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.
4.    Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindah tangankan kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo.
C.    Manfaat
1.    Beberapa studi menunjukkan mayoritas entrepreneur tidak melakukan studi kelayakan karena memandang ringan persaingan yang ada dalam pasar dan cenderung terlalu yakin akan peluang mereka untuk sukses.
2.    Studi kelayakan tidak sama dengan rencana bisnis. Analisis kelayakan bisnis berfungsi sebagai filter untuk menentukan apakah sebuah.
3.    Rencana bisnis disusun berdasarkan studi kelayakan, tetapi memberikan gambaran yang lebih komprehensif daripada studi kelayakan. Rencana bisnis merupakan alat bantu bagi entrepreneur untuk mengubah ide bisnis menjadi usaha yang sukses.

D.    Macam Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan bisnis dapat dikaji dari empat aspek utama yaitu:
1.    Analisis Kelayakan Produk
Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan produk yang akan dikembangkan. Analisis ini juga untuk menentukan daya tarik ide suatu produk bagi calon pelanggan dan mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut (Scarborough et al, 2009). Diantaranya:
a.    Entrepreneur harus melakukan penelitian, baik primer maupun sekunder.
b.    Penelitian primer dilakukan dengan mengumpulkan data langsung dari konsumen dan menganalisisnya. Penelitian sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah disusun pihak lain dan yang telah tersedia. Misalnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS), riset pasar, asosiasi profesi, asosiasi industri dan sebagainya.
c.    Penelitian sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah disusun pihak lain dan yang telah tersedia. Misalnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS), riset pasar, asosiasi profesi, asosiasi industri dan sebagainya.
d.    Penelitian primer dapat dilakukan dengan survei pelanggan dan melakukan kelompok fokus.
e.    Survei dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pelanggan. Kuesioner yang disusun tidak panjang. Pertanyaan dirangkai dengan hati-hati agar tidak bias dan menggunakan sistem pemeringkatan yang sederhana. Kuesioner yang telah disusun sebaiknya diuji terlebih dahulu validitas dan reliabitasnya.
f.    Kelompok fokus dibentuk dengan mengumpulkan sejumlah pelanggan potensial (8 hingga 12 orang) untuk memberikan umpan balik terhadap suatu produk. Entrepreneur dapat mengetahui apa saja yang disukai dan tidak disukai pelanggan. Penelitian juga dapat dilakukan dengan melakukan tes terhadap produk yaitu concept testing dan usability testing. Pada concept testing, tes dilakukan untuk mengetahui minat, hasrat dan maksud pembelian produk.
g.    Tujuan Concept Testing
1)    Memvalidasi asumsi dasar dari ide produk.
2)    Membantu pengembangan ide.
3)    Mengestimasi pangsa pasar potensial dari produk.
h.    Hasil dari concept testing berupa pernyataan konsep yang mencakup hal-hal berikut ini (Barringer dan Ireland, 2008):
1)    Deskripsi barang atau jasa yang ditawarkan.
2)    Pasar sasaran yang dimaksud.
3)    Benefit dari produk atau jasa.
4)    Deskripsi mengenai bagaimana produk akan diposisikan relatif berbeda dibandingkan produk sejenis di pasar.
5)    Deskripsi mengenai bagaimana barang atau jasa akan dijual dan didistribusikan.
Umumnya entrepreneur melakukan concept testing dengan jalan langsung berbicara dengan pelanggan potensial dan memperoleh umpan balik secara informal. Cara yang ideal adalah mengkombinasikan keduanya, yaitu menggunakan kuesioner dan berbicara langsung dengan pelanggan potensial. Usability testing adalah kelanjutan dari concept testing. Dalam hal ini ide produk dikembangkan menjadi prototype.
Usability testing adalah bentuk dari analisis kelayakan produk untuk mengukur kemudahan penggunaan produk dan persepsi mengenai pengalaman menggunakan produk. Entrepreneur dengan anggaran terbatas dapat meminta bantuan teman atau kolega untuk menggunakan produk, kemudian memberikan evaluasi secara tertulis maupun lisan.

2.    Analisis Kelayakan Industri dan Pasar
Analisis ini dilakukan untuk menilai seluruh tampilan pasar untuk produk yang akan dikembangkan.Terdapat tiga aspek yang dikaji, yaitu: kemenarikan industri, ketepatan waktu pasar dan identifikasi ceruk pasar (Barringer dan Ireland, 2008).
Secara umum industri yang menarik memilik karakteristik sebagai berikut:
1.    Besar dan sedang tumbuh.
2.    Penting bagi pelanggan.
3.    Industri yang relatif masih muda daripada sudah tua atau matang.
4.    Memiliki marjin operasi yang besar sehingga profitabilitas bisnisnya tinggi.
5.    Tidak terlalu ramai.
6.    Pasar yang ramai berikut pesaing yang banyak identik dengan persaingan harga dan marjin operasi yang kecil.
Ketepatan waktu pasar menjadi bahan kajian entrepreneur ketika akan meluncurkan produk ke pasar. Dalam hal ini entrepreneur harus mempertimbangkan apakah produk merupakan produk yang sama sekali baru atau produk yang merupakan produk perbaikan dari keluaran sebelumnya.
Identifikasi ceruk pasar merupakan langkah terakhir dalam analisis kelayakan industri. Ceruk pasar adalah tempat di dalam segmen pasar yang lebih besar yang mewakili kelompok kecil dari pelanggan dengan minat serupa. Di samping itu, alat yang berguna untuk menganalisis daya tarik suatu industri adalah model lima kekuatan (five forces model) dari Porter (Scarborough et al, 2009).

3.    Analisis Kelayakan Organisasi
Analisis ini dilakukan untuk menentukan apakah bisnis yang akan dijalankan memiliki cukup keahlian manajemen, kompetensi organisasi dan sumber daya untuk meluncurkan bisnis secara sukses. Ada dua aspek utama dalam analisis ini yaitu kecakapan manajemen dan kecukupan sumber daya (Barringer dan Ireland, 2008).
Aspek kecakapan manajemen menuntut entrepreneur untuk mengevaluasi kecakapan dan kemampuan tim manajemen. Penilaian ini bersifat rinci dan entrepreneur harus mengisi penilaiannya sendiri.
Analisis dari sisi kecukupan sumber daya untuk menentukan apakah usaha baru yang dikembangkan memiliki jumlah sumber daya yang cukup, yang menentukan sukses tidaknya pengembangan ide produk. Hal ini juga menyangkut kualitas sumber daya yang tersedia.

4.    Analisis Kelayakan Keuangan
Analisis ini merupakan tahap terakhir dari analisis kelayakan secara keseluruhan. Aspek yang dikaji dalam analisis ini adalah uang kas yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, kinerja keuangan dari bisnis serupa dan kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang akan dikembangkan (Barringer dan Ireland, 2008).
Pada aspek uang kas yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, entrepreneur harus menentukan anggaran aktual yang memuat pembelian modal dan pengeluaran operasi untuk menghasilkan pendapatan. Jika uang yang dibutuhkan berasal dari pinjaman, maka entrepreneur juga harus menentukan rencana pengembalian uang.
Aspek kedua yaitu kinerja keuangan dari bisnis serupa, untuk mengestimasi kinerja bisnis yang akan dimulai dan dibandingkan dengan kinerja bisnis serupa. Data dan informasi mengenai kinerja bisnis serupa dapat diperoleh dari observasi sederhana dan rekaman data publik yang tersedia. Aspek yang terakhir yaitu kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang akan dikembangkan, dievaluasi berdasarkan tingkat pengembalian keuangan yang diproyeksikan seperti return on assets, return on equity dan return on sales. Analisis mengenai tingkat pengembalian modal dihitung dengan membagi antara perkiraan pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut dengan jumlah modal yang telah diinvestasikan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan usaha adalah: Sutau jegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Dalam analisis kelayakan bisnis mempunyai empat (4) Analisis diantaranya:
1.    Analisis Kelayakan Produk
2.    Analisis Kelayakan Industri Dan Pasar
3.    Analisis Kelayakan Organisasi
4.    Analisis Kelayakan Keuangan
B.    Saran
1.    Untuk mengembangkan serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hendaknya perusahaan memperhatikan aspek-aspek penting didalam dunia bisnis/usaha.
2.    Kiranya karya tulis ini dapat menambah khasanah pengetahuan yang selalu berkembang dinamis mengenai analisis kelayakan bisnis.

DAFTAR PUSTAKA
Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, PT Katalog Dalam Terbitan, Jakarta: Kencana, 2006.
Sunarya, PO, Abas, dkk, Kewirausahaan, PT C.V ANDI OFFESET, Yogyakarta, 2011.

0 komentar:

Posting Komentar