Kisah 25 Nabi dan Rasul
Berikut kami sajika sekelumit kisah 25 (dua puluh lima) nabi dan rosul yang harus diyakini oleh Umat Islam. Kami sertakan pula ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan mereka.
1. Nabi Adam as.
Ialah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah, lalu ditiupkan roh kepadanya. Adam juga dijadikan nabi dan rosul yang pertama. Kemudian dari tulang rusuk Adam, Allah menciptakan manusia kedua berjenis kelamin wanita untuk menemaninya. Adam memberi nama wanita itu: Hawa, artinya orang yang kurindukan. Selanjutnya Allah menikahkan keduanya dengan saksi para Malaikat.
Adam dan Hawa juga diizinkan menetap di surga, dan diberi kebebasan menikmati segala isinya, kecuali memakan buah khuldi. Larangan memakan pohon itu dimaksudkan guna menguji sejauh mana kemampuan Adam dan Hawa menahan hawa nafsu dan ketaatan mereka kepada Allah SWT. Atas bujuk-rayu iblis yang telah bersumpah akan menyesatkan umat manusia, Adam dan Hawa melanggarnya. Itulah dosa pertama yang dilakukan oleh umat manusia.
Atas pelanggaran tersebut, Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam dan Hawa dengan menurunkan mereka ke dunia. Dia (Allah) berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah ) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku itu, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka". (QS. 20/Thoha: 123) Adam dan Hawa diperintahkan oleh Allah SWT turun ke bumi dengan diberi petunjuk supaya mereka dan keturunannya tidak sesat.
Adam dan Hawa menyadari kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka bertaubat. Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 7/ Al-A'rof: 23)
Adam as. dan Hawa dikarunia empat orang anak. Keturunan mereka yang pertama lahir kembar, Qobil (lelaki) dan Iglima (perempuan). Sesudah itu lahir pula anak kembar, Habil (lelaki) dan Labuda (perempuan). Sesudah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS mendapat petunjuk dari Allah SWT agar menikahkan Qobil dengan Labuda dan Habil dengan Iglima. Tetapi Qobil menolak pernikahan itu karena Iglima lebih cantik dari Labuda. Lalu Adam as. menyerahkan masalah tersebut kepada Allah SWT yang menyuruh kedua putra Adam itu berkurban. Barangsiapa yang kurbannya diterima, maka dialah yang berhak menentukan jodohnya.
Untuk berkurban itu, Qobil mengambil sekarung gandu yang paling jelek dari yang dimilikinya, sebaliknya Habil mengambil seekor kambing yang paling disayanginya di antara binatang peliharaannya. Maka Allah SWT menerima kurban Habil, dan dialah yang berhak menentukan jodohnya.
Qobil yang tidak puas atas kejadian itu, berkeinginan membunuh Habil. "Maka nafsu (Qobil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi." (QS. 5/ Al-Ma'idah: 30)
Itulah pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Melihat saudaranya meninggal dunia, Qobil merasa bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap jenazah saudaranya. Allah SWT yang tidak ingin mayat hamba-Nya yang saleh itu tersia-sia, maka ia memberi petunjuk kepada Qobil cara memperlakukan mayat Habil. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qobil), bagaimana seharusnya dia menguburkan mayat saudaranya. Qobil berkata, "oh, celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah ia termasuk orang yang menyesal. (QS. 5/ Al-Ma'idah: 31)
2. Nabi Idris as.
Di antara anak cucu Adam terdapat salah satu suku yang sesat. Mereka berasal dari garis keturunan Qobil. Guna meluruskan mereka, Allah mengutus Nabi Idris as. Ia merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam as. Selisih waktu antara Nabi Adam as, dan nabi Idris as. sekitar enam abad. "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 56)
Nabi Idris as. adalah seorang nabi yang pandai menjahit, menunggang kuda, menulis, dan mengerti ilmu perbintangan. Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris as. hidup di Mesir. Dakwahnya mengajak umat manusia bertauhid dan menyembah Allah SWT, mengalami kegagalan. Ia wafat pada usia 82 tahun, dan Allah SWT mengangkat beliau ke tempat yang lebih tinggi. "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." (QS. 19/ Maryam: 57)
3. Nabi Nuh as.
Beberapa abad sepeninggal Nabi Idris as., ada lima pemuka masyarakat yang sangat bijak dan terpandang. Mereka ialah wadd, suwa', yaghuts, ya'uq, dan nasar. Setelah kelima orang itu meninggal, untuk mengenang jasa-jasa mereka, masyarakat mengabadikannya dalam bentuk patung yang akhirnya dijadikan sesembahan. Mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu, dan jangan kamu tinggalkan (berhala-berhala) wadd, suzva', yaghuts, ya'uq, dan nasar." (QS. 71/Nuh: 23)
Pada masa itulah untuk pertama kalinya manusia menyembah berhala. Guna menyelamatkan mereka dari kesesatan, Allah SWT mengutus Nabi Nuh as. Ia adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, (karena) tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?" Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang lebih mulia dari kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dulu" (QS. 23/Al-Mu'minun: 23-24)
Menurut Al-Qur'an usia Nabi Nuh as. mencapai 950 tahun. Ia diangkat menjadi rosul pada usia 480 tahun. Berarti sekitar 500 tahun Nabi Nuh berusaha menyadarkan kaumnya, namun boleh dibilang tidak berhasil. Dalam waktu selama itu, jumlah pengikutnya hanya antara 70 sampai 80 orang.
(Nuh as.) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku," (QS. 23/ Al-Mu'minun: 26) Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutinya membuat kapal. Setelah kapal itu jadi Allah memerintahkan agar Nabi Nuh as. dan pengikutnya menaiki kapal tersebut berikut hewan ternak mereka dan segala macam barang yang mereka butuhkan. Setelah itu Allah menenggelamkan orang-orang zalim dari umat Nabi Nuh as. dalam banjir bandang. "Ingatlah kaum Nuh, ketika mereka mendustakan rosul-rosul, lalu mereka Kami tenggelamkan dan kami jadikan mereka sebagai pengajaran kepada manusia. Dan Kami sediakan azab yang pedih bagi orang-orang zalim." (QS. 25/ Al-Furqon: 37)
Nabi Nuh as. dikarunia dua orang anak lelaki, ialah Sam, dan Yapis. Putra kedua nabi Nuh as termasuk yang tidak mau diajak naik ke kapal ketika banjir menenggelamkan orang-orang kafir.
4. Nabi Hud as.
Nabi Hud as diutus meluruskan akidah Kaum 'Ad yang terkenal memiliki fisik kuat dan menempati wilayah yang subur, sehingga hidup makmur. Hanya saja mereka menyembah dan mempertuhankan berhala. Selain itu kehidupan mereka menganut hukum rimba, yang kuatlah yang berkuasa. Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) Hud, saudara mereka. Dia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. 7/ Al-A'rof: 65)
Kaum 'Ad selalu menganggap Nabi Hud as. pendusta yang tidak patut didengar tutur katanya. Karena itu Allah SWT menurunkan adzab dalam dua tahap. Pertama, berupa kekeringan hebat. Lalu Nabi Hud as. meyakinkan kaumnya bahwa itu awal siksaan yang diturunkan Allah SWT dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada-Nya. Namun mereka tidak percaya, maka turunlah azab berikutnya berupa angin topan yang dasyat selama tujuh malam delapan hari yang memusnahkan Kaum 'Ad yang zalim beserta harta kekayaan mereka. "Ingatlah, Kaum 'Ad itu ingkar kepada Tuhan mereka. Sungguh, binasalah kaum 'Ad, umat Hud itu." (QS. 11/Hud: 60)
5. Nabi Sholeh as.
Setelah Kaum 'Ad musnah akibat kedurhakaan mereka, negeri mereka menjadi tandus. Kemudian negeri itu dihuni dan dibangun kembali oleh Kaum Tsamud hingga subur dan makmur. Mereka menempati rumah-rumah bak istana dengan kekayaan yang melimpah-ruah. Dan sebagaimana kaum 'Ad, mereka juga menyembah berhala. Untuk meluruskan aqidah mereka, Allah SWT mengutus Nabi Sholeh as. Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Sholeh. Dia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya." (QS. 11/ Hud: 61).
Kaum Tsamud mengabaikan dakwah Nabi Sholeh as., bahkan mereka menantangnya untuk menunjukkan mukjizat kenabiannya. Atas izin Allah SWT, Nabi Sholeh as. dapat mendatangkan seekor unta betina yang besar. (Nabi Sholeh berkata) "Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Sebab itu biarkan dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)." (QS. 11/Hud: 64)
Tetapi Kaum Tsamud mengabaikan peringatan tersebut. Bahkan mereka menantang dengan menyembelih unta itu. Dia (Sholeh) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. 11/Hud: 65) Setelah tiga hari Allah SWT menimpakan azab kepada mereka. Satu hari sebelum diturunkannya azab tersebut, Nabi Sholeh as. beserta keluarganya dan orang-orang yang beriman mengungsi ke sebuah tempat di Palestina. "Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (QS. 11/Hud: 67)
6. Nabi Ibrohim as.
Ia lahir di Babylonia (bagian selatan Mesopotamia, sekarang Irak) pada masa pemerintahan Namrud bin Kan'an bin Kusy, seorang raja yang menyatakan diri sebagai Tuhan. Bapak Nabi Ibrohim as. bernama Azar, seorang pembuat patung untuk sesembahan. Pada masa itu kaumnya memang menyembah patung.
Ketika Nabi Ibrohim as. menginjak dewasa, Allah SWT meresapkan wahyu ke kalbunya. Mulailah terbuka pikirannya, bahwa hanya Allah-lah Tuhan seru sekalian alam yang patut disembah. Sejak itu ia berusaha meluruskan akidah orangtua dan kaumnya. Dia (Ibrohim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya." Dia (Ibrohim) berkata, "Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa kepadanya? Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?" Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu." (QS. 26/Asy-Syuaro: 70-74)
Setelah ajakannya tidak didengar, pergilah Nabi Ibrohim as. ke tempat pemujaan dan menghancurkan semua berhala yang ada. Atas perbuatannya itu, Nabi Ibrohim as. dikenakan hukuman bakar hidup-hidup oleh Raja Namrud bin Kan'an bin Kusy, penguasa negeri Babilon saat itu. Atas kehendak Allah SWT, Nabi Ibrohim tidak terbakar api, beliau malah keluar dari tumpukan abu sisa pembakaran dalam keadaan kedinginan.
(Ingatlah) tatkala Ibrohim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrohim melaksanakannya dengan baik. (QS. 2/ Al-Baqoroh: 124) Ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrohim as., cukup banyak dan beragam. Beberapa di antaranya yang terasa sangat berat adalah menghadapi kekafiran bapaknya sendiri, dan raja Namrud, kemudian turunnya perintah menyembelih anaknya sendiri, Ismail. Sekalipun itu hanya sebagai peristiwa disyariatkannya berkurban.
Ketaatan Nabi Ibrohim as. yang luar biasa menjadikannya hamba yang terpilih. Tidak ada orang yang membenci agama Ibrohim melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh Kami telah memilihnya*) di dunia, dan sesungguhnya di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang saleh. (QS. 2/ Al-Baqoroh: 130) Yang dimaksud "Kami telah memilihnya" adalah Allah SWT menjadikan Ibrohim as. memiliki banyak kelebihan, antara lain: ia menjadi imam, rosul, beberapa keturunannya menjadi nabi, dan mendapat gelar kholilullah
7. Nabi Ismail as.
Ia putra Nabi Ibrohim as., dari istri keduanya yang bernama Hajar. Dengan kelahiran bayi Ismail, istri pertama Nabi Ibrohim yang bernama Siti Sarah cemburu. Lalu ia meminta kepada suaminya agar memindahkan Hajar dan anaknya ke tempat yang jauh. Atas petunjuk Allah SWT, Ibrohim as. menempatkan Hajar dan anaknya di tengah Padang Pasir Mekah, dekat bangunan suci yang sekarang dikenal Ka'bah. Beliau sendiri kembali ke Palestina untuk menemui Siti Sarah.
Ketika bekal makanan dan minumannya habis, Hajar bersusah-payah ke sana ke mari mencari air. Berkat pertolongan Allah SWT melalui Malaikat Jibril, seketika muncullah mata air yang jernih di dekat Ismail. Mata air yang bernama sumur zam-zam itu, sejak ditemukannya hingga kini tidak pernah mengalami kekeringan.
"Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail di dalam Kitab(Al-Qur'an). Sungguh dia seorang yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi. Dan dia menyuruh umatnya (mendirikan) sholat dan (membayar) zakat, dan dia sorang yang diridhoi di sisi Tuhannya" (QS. 19/Maryam: 54-55)
Semasa Nabi Ismail masih anak-anak, Nabi Ibrohim as mendapat perintah dari Allah SWT agar menyembelihnya. Baginya perintah tersebut merupakan ujian yang teramat berat. Sekalipun begitu dia bertekad melaksanakannya. Atas kehendak Allah SWT jua, Nabi Ismail mendukungnya. Maka tatkala anak itu (mencapai umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrohim) berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab, " Wahai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS. 37/Ash-Shoffat: 102)
Setelah nyata ketaatan dan kesabaraan Nabi Ibrohim as dan Nabi Ismail as., maka Allah melarang menyembelih Nabi Ismail as. Untuk meneruskan kurban, Allah menggantinya dengan seekor sesembelihan (Kambing). "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. 37/ Ash-Shoffat: 107). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji (Idul Adha).
Nabi Ismail as menikah dengan seorang wanita yang berasal dari Suku Jurhum, anak pendatang baru di kawasan sumur zam-zam itu. Ia menjadi penjaga sumur zam-zam yang semakin hari semakin banyak pengunjungnya. Menurut riwayat, Nabi Ismail wafat pada usia 137 tahun.
8. Nabi Luth as
Nabi Luth menetap dikota Sodom, Yordania. Pada masa itu kota ini menjadi tempat maksiat. Perjudian, perzinahan, sampai kekejian yang belum pernah dilakukan anak-anak Adam sebelumnya, yakni liwath (homo seks) terjadi di sana. Nabi Luthlah yang ditugaskan menyadarkan mereka dari perbuatan menyesatkan itu. Dan (Kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas." (QS. 7/A1-A'rof: 80-81)
Seperti orang-orang kafir umumnya, kaum Luth juga tidak mau tahu dengan ajaran Tuhan. Kian hari kekejian mereka kian menjadi, dan ditujukan kepada siapa saja. Orang-orang kafir dari kaum Nabi Luth termasuk istri beliau sendiri yang tidak beriman kepadanya dan sangat zalim, akhirnya disiksa Allah SWT dengan hujan batu sampai meninggal.
Sebelum menurunkan azab, Allah SWT mengutus beberapa malaikat bertamu ke rumah Nabi Luth as dengan menyamar sebagai lelaki yang tampan sebagaimana diceritakan dalam ayat-ayat berikut ini. Dan ketika utusan Kami (Para malaikat) itu datang kepada Luth, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (luth) berkata, "Ini hari yang sangat sulit." (QS. 11/ Hud: 77)
Maksudnya Nabi Luth merasa susah atas kedatangan para utusan Allah yang menjelma menjadi pemuda yang rupawan, sebab kaum Luth sangat menyukai pemuda-pemuda yangrupawan untuk melakukan homoseksual. Dia merasa tidaksanggup melindungi mereka jika ada gangguan dari kaumnya.
Kaumnya segera mendatanginya. Dan dari dulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Luth berkata, "Wahai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?"
Mereka menjawab, "Sungguh engkau pasti tahu bahwa kami tidak memiliki keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu. Dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki."
Dia (Luth) berkata, "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)."
Mereka (para malaikat) berkata, Wahai Luth, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sungguh dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sungguh saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?"
Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiada jauh dari orang yang zalim. (QS. 11/Hud: 77-83)
Nabi Luth as. beserta anak-anak dan para pengikutnya diselamatkan Allah SWT. "Kemudian kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat dosa itu." (QS. 7/ Al-A'rof: 83-84)
9. Nabi Ishaq as.
la putra Nabi Ibrohim dari istri pertama, Sarah. Nabi Ishaq menikah dengan wanita dari kota Haran, Rifqoh yang tidak lain cucu dari saudara kandung Nabi Ibrohim as. sendiri. Mereka dikaruniai dua orang putra, Al-Ish dan Ya'kub. Selanjutnya Al-Qur 'an tidak banyak menceritakan riwayatnya. Hanya diterangkan bahwa Ishaq seorang nabi. "Dan Kamimenggembirakannya (Ibrohim) dengan (kelahiran) Ishaq sebagai nabi yang termasuk orang-orang saleh." (QS. 37/Ash- Shoffat: 112)
10. Nabi Ya'qub as.
Suatu hari tejadilah pertengkaran antara Ya'qub dan kakaknya, Al-Ish. Agar tidak berkelanjutan, atas anjuran istrinya, Nabi Ishaq mengizinkan Ya'qub pergi ke Laban, paman dari ibunya yang tinggal di Haran, Irak. Di sanalah akhirnya Ya'qub menetap.
Setelah dewasa Ya'qub ingin menikahi putri Laban tercantik, bernama Rahil. Namun ia terpaksa dikawinkan lebih dulu dengan putri Laban yang tertua bernama Laiah. Syariat ketika itu memang tidak melarang seorang lelaki menikahi dua wanita sekandung. Laiah dan Rahil, masing-masing memiliki seorang budak wanita pemberian orang-tuanya, yaitu Zulfa dan Balha. Kedua budak tersebut kemudian dihadiahkan kepada Ya'qub untuk dinikahi.
Dari keempat istrinya itu, Ya'qub dikaruniai 12 orang putra. Mereka adalah 1) Rubil, 2) Yahuda; 3) Syam'un; 4) Lawi; 5) Yusuf; 6) Benyamin; 7) Yasakho; 8) Zabulun; 9) Dana; 10) Naftali; 11) Kal; dan 12) Asyar.
Tentang Nabi Ya'qub as., Al-Qur'an menceritakan, "Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrohim, Ishaq, dan Ya'qub yang memiliki kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya, yaitu selalu mengingatkan (manusia)ke negeri akhirat." (QS. 38/Shod: 45-46).
Adakah kamu menyaksikan ketika Ya'qub mendekati kematian berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu Ibrohim, Ismasil, dan Ishaq, (yakni) Tuhan Yang Esa dan kami hanya Islam (berserah diri) kepada-Nya." (QS. 2/ Al-Baqoroh: 133)
11. Nabi Yusuf as.
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku sungguh aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku." (QS. 12/Yusuf: 4)
Yusuf teramat tampan, dan berbudi luhur. Selain itu ia dan Benyamin adalah anak yatim, sehingga Nabi Ya'qub lebih menyayangi keduanya. Kasih sayang Nabi Ya'qub yang berlebihan membuat anak-anaknya yang lain iri hati. Akibatnya sepakatlah mereka membuang Yusuf ke telaga Jub yang menyerupai sumur.
Yusuf akhirnya ditemukan oleh Musafir yang singgah di sana dan diperjualbelikan di pasar budak Mesir. Lalu ia dibeli oleh seorang Raja Mesir saat itu dan dibawa pulang ke istana. Melihat tanda-tanda kemuliaan pada diri Yusuf, Raja berpesan kepada permaisurinya, Zulaiha, agar memperlakukannya sebagai keluarga sendiri meski ia dibeli di pasar budak.
Menginjak dewasa, Yusuf kian gagah dan tampan. Segala gerak-geriknya mempesona. Zulaiha, ibu angkatnya, terpikat padanya. Kasih sayangnya yang semula berupa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, berubah menjadi kasih sayang seorang wanita terhadap dambaan hatinya. Zulaiha pun selalu berusaha agar Yusuf bersedia melayani nafsu birahinya, namun tidak pernah berhasil.
Luapan keinginan Zulaiha mencumbu Yusuf yang tidak terpenuhi, membuatnya sangat tersiksa. Maka memohonlah Zulaiha kepada Raja agar memenjarakan Yusuf. Permintaannya dikabulkan, dan Yusuf pun tidak keberatan. Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu-daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh." (QS. 12/Yusuf: 33)
Suatu malam Raja bermimpi melihat 7 ekor sapi gemuk-gemuk, dimakan oleh 7 ekor sapi kurus-kurus serta melihat 7 batang gandum hijau dan 7 ekor batang gandum kering. Tidak seorang pun yang dapat menafsirkan makna mimpi tersebut, selain Yusuf.
Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok-tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya (disimpan), kecuali sedikit untuk kamu makan." (QS. 12/Yusuf: 47) Ayat ini mengemukakan isyarat untuk berhemat dan menyimpan yang baik untuk menghadapi masa sulit yang akan datang. "Kemudian sesudah itu akan datang tujuh (tahun) yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan." (QS. 12/Yusuf: 48) Maksudnya tujuh tahun masa amat sulit adalah kemarau panjang yang menghabiskan seluruh simpanan makanan yang ada, kecuali sedikit untuk bibit gandum.
Akhirnya Yusuf dibebaskan dari penjara. Kemudian dia diberi jabatan. Dia (raja) berkata, "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya." Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir) karena sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan." Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir), untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. (QS. 12/Yusuf: 54-56).
Nabi Yusuf as akhirnya dapat membawa Mesir mengatasi masa-masa sulit dengan baik. Bahkan penduduk dari negeri sekitarnya saat itu, termasuk saudara-saudaranya, juga meminta bantuan bahan pangan kepadanya. Dari situlah Nabi Yusuf as. oleh Allah SWT dipertemukan kembali dengan orang-tuanya dan saudaranya sekandung, Benyamin. Dan dia (Yusuf) berkata, "Wahai ayahku, inilah takwil mimpiku yang dulu itu Dan Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sungguh Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskanku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku." (QS. 12/Yusuf: 100).
12. Nabi Syu'aib as.
Ia salah seorang Nabi dari bangsa Arab, terkenal sebagai juru pidato di antara para nabi, karena kebolehan dan kefasihannya dalam berdakwah, Allah mengutusnya untuk membimbing penduduk Madyan, sebuah desa di daerah Ma'an, di pelosok negeri Syam.
Penduduk Madyan yang rata-rata pedagang, selain kafir juga sangat curang dalam mu'amalat. .Mereka tidak segan-segan mengurangi timbangan dalam menjual barang. Tapi Nabi Syu'aib tidak mampu mengubah keadaan ini sepenuhnya. Selain tidak mau mendengar ajarannya, orang-orang kafir juga mengancam sesamanya apabila mengikuti Nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib sendiri tidak lepas dari ancaman kejahatan mereka.
Allah SWT tidak pernah membiarkan orang-orang beriman dalam kesulitan. Maka diselamatkanlah Nabi Syu'aib dari para pengikutnya. Kemudian Allah SWT mengazab penduduk kafir Madyan. "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (QS. 11/Hud: 94)
13. Nabi Ayyub as.
Ia seorang yang kaya raya. Tanah, ternak, dan keturunannya teramat banyak. Walaupun begitu Nabi Ayyub luar biasa takwa kepada Allah SWT sampai para Malaikat sepakat menggelarinya sebagai manusia terbaik pada zamannya.
Karena Allah SWT menghendaki Nabi Ayyub lebih suci agar dapat dijadikan contoh ketaatan oleh umat manusia, maka Iblis diizinkan merampas semua harta kekayaan Ayyub. Secara berangsur-angsur habislah kekayaan Ayyub. Namun beliau hanya berkata: "Wajarlah Allah mengambil kekayaanku, karena semua itu, milik-Nya."
Atas izin Allah, Iblis kemudian memusnahkan seluruh keturunan Nabi Ayyub, namun beliau tetap bersabar. "Sudah sepantasnyalah Allah SWT mematikan, karena Dialah yang menghidupkan." Terakhir kali iblis menebarkanberbagai macam penyakit ke tubuh Nabi Ayyub hingga ia lumpuh dan hanya terkapar di pembaringan. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana." (Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum." (QS. 38/ Shod: 41-42)
Maka memancarlah air dari tempat Nabi Ayyub menghentakkan kakinya. Lalu beliau mandi dengan air itu dan meminumnya. Sembuhlah penyakit yang dideritanya. Kemudian Allah SWT juga mengganti semua miliknya yang telah musnah. "Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat-gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat." (QS. 38/Shod: 43)
Melihat kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba. Sungguh dia sangat taat (kepada Allah)." (QS. 38/Shod: 44)
14. Nabi Zulkifli as
Al-Qur'an tidak banyak mengisahkan riwayat Nabi Zulkifli, dan kepada siapa ia diutus. Ahli tarikh hanya menyebutkan, bahwa beliau putra Ayyub. Allah SWT menamakan Zulkifli, karena ia selalu melaksanakan beberapa perbuatan baik yang dibebankan kepadanya. "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli, mereka termasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh mereka termasuk orang-orang yang saleh." (QS. 21/Al-Anbiya': 85-86) Dan ingatlah Ismail, Ilyasa, dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (QS. 38/Shod: 48)
15. Nabi Musa as, dan 16. Nabi Harun as.
Fir'aun, Raja Mesir saat itu bermimpi kerajaan dan rakyatnya habis dilalap api, sedang Bangsa Israil sebagai pendatang masih utuh. Ahli nujum kerajaan menafsirkan, akan lahir seorang anak lelaki keturunan Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya. Mendengar ramalan itu Fir'aun memerintahkan pasukannya membunuh setiap bayi lelaki yang lahir dari keturunan Bangsa Israil. Karena itu Yakabad, istri Imron yang keturunan Israil, terpaksa menghanyutkan bayi lelaki yang baru dilahirkannya dalam sebuah peti di sungai Nil.
Atas kehendak Allah SWT bayi tersebut terdampar di dekat taman istana dan ditemukan Asyiah, istri Fir'aun. Melihat ketampanannya, Asyiah meminta kepada suaminya untuk mengangkatnya sebagai anak, sebab mereka belum dikaruniai anak. Fir'aun mengabulkan, dan bayi itu diberi nama Musa.
Setelah Musa dewasa, Allah SWT mengangkatnya sebagai rosul. Lalu memberinya mukjizat berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular raksasa. Tongkat itu pun bisa membelah laut. Kemudian ia diperintahkan menyadarkan Fir'aun yang men-Tuhan-kan dirinya. Untuk tugas berat ini, Allah SWT mengangkat Harun, saudara Musa ini menjadi Nabi guna membantunya.
Dakwah Nabi Musa dan Nabi Harun tidak berhasil meluruskan akidah Fir'aun, meski mendapat banyak pengikut. Melihat kenyataan itu Fir'aun takut kehilangan wibawanya. Maka dia memimpin langsung bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan Harun serta pengikut mereka yang diam-diam berangkat hijrah ke Palestina guna menghindari kekejaman Fir'aun.
Semula jarak antara pasukan Fir'aun dan rombongan Nabi Musa sangat jauh, namun mereka berhasil hampir mengejarnya. Akhirnya rombongan Nabi Musa terhadang oleh lautan luas. Saat itu Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya pada laut, maka terbentanglah jalan penyeberangan.
Setelah rombongan Nabi Musa sampai di seberang laut, sedangkan pasukan Fir'aun masih di tengah jalan penyeberangan, Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali. Maka jalan penyeberangan itu berubah menjadi laut seperti keadaannya semula. Musnahlah Fir'aun bersama pasukannya ditelan gelombang lautan.
Berikut di antara ayat Al-Qur'an yang menceritakan tentang Nabi Musa as. dan Harun as. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung." (QS. 4/An-Nisa': 164) Allah berfirman langsung dengan Musa as. merupakan keistimewaan Nabi Musa as. Karenanya ia disebut "Kalimullah" . Sedangkan para rosul lainnya mendapat wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril as. Nabi Muhammad saw. pernah berbicara secara langsung dengan Allah pada malam hari waktu mi'roj.
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Musa di dalam Kitab (Al-Qur'an). Dia benar-benar orang yang terpilih, seorang rosul dan nabi. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap. Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang nabi." (QS. 19/Maryam: 51) Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan pembicaraan yang terang (langsung)."
17. Nabi Dawud as
la seorang raja yang besar, dan mempunyai 99 istri. Suatu waktu, Nabi Dawud mewajibkan semua pemuda di negerinya turut serta berperang, karena kerajaan dalam keadaan terancam. Salah seorang pemuda yang dikirim ke medan perang, ialah Orie bin Hannan. Sebenarnya ia keberatan meninggalkan istrinya yang amat jelita dan baru dinikahinya, namun tidak dapat mengelak dari kewajiban.
Alkisah, Nabi Dawud tertarik kepada Sabid binti Sya'ik, istri Orie bin Hannan. Beliau pun segera menikahinya. Sebab sudah cukup lama Orie bin Hannan tidak terdengar beritanya, apakah masih hidup atau sudah mati. Padahal sesungguhnya Orie bin Hannan masih hidup. Hal itu diketahui dari kedatangan Malaikat yang menyamar sebagai manusia dan menegur Nabi Dawud, bahwa ia telah merebut istri orang.
Mendengar teguran itu, seketika Nabi Dawud gemetar. Lantas ia sujud memohon ampun kepada Allah SWT atas kekhilafannya. Ahli tafsir berpendapat, sekalipun suami wanita itu masih hidup tapi karena tidak pernah memberi kabar dalam sekian waktu lamanya, maka telah jatuh talaq. Sehingga siapa pun boleh menikahinya. Hanya karena kesucian seorang nabi, maka kejadian itu dianggap satu kesalahan, sampai malaikat datang memberi teguran. Lalu Nabi Dawud minta ampun dengan sujud siang-malam sampai akhir hayatnya.
Berikut beberapa ayat Al-Qur'an yang memberitakan tentang Nabi Dawud as. "... dan Kami memberikan zabur kepada (nabi) Dawud." (QS. 17 / Al-Isro': 55) Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperanganmu. (QS. 21/ Al-Anbiya': 80) Dan sungguh Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman." (QS. 27 /An-Naml: 15)
18. Nabi Sulaiman as
Ia anak Nabi Dawud as. Satu-satunya Nabi yang menerima segala kenikmatan dari Allah SWT secara sempurna. Pertama, Nabi Sulaiman mewarisi tahta kerajaan ayahnya. Kedua, ia bisa bicara dengan segala macam binatang. "Dan Sulaiman telah mewarisi Dawrid, dan dia (Sulaiman) berkata, "Wahai manusia, kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata." Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. 27/An-Naml: 16-17)
Ketiga, ia memperoleh kekuasaan untuk mengendalikan angin. Allah SWT juga menundukkan jin, dan setan untuk melayaninya. Itulah sebabnya, ia dapat mengikat setan-setan kafir guna mencegah kejahatan mereka. "Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami berkahi padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan (Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu. Dan Kami yang memelihara mereka itu." (QS. 21/Al- Ambiya': 81-82)
Suatu ketika Nabi Sulaiman diberitahu oleh burung Hudhud, bahwa di Yaman terdapat kerajaan Saba' yang istana dan singgahsananya sangat megah penuh permata. Namun penguasanya, Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah matahari. Maka Nabi Sulaiman mengutus burung itu mengantarkan surat yang isinya mengajak Ratu Bilqis tunduk kepada Allah SWT. "Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (QS. 27/ An-Naml: 30-31) Surat Nabi Sulaiman berisi: a) ajakan menyembah Allah Yang Maha Esa;
b) larangan berlaku sombong karena mempunyai pasukan yang kuat dan hebat; dan
c) memanggilnya menghadap untuk menyatakan penyerahannya kepada Allah SWT.
Selang beberapa waktu kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis membawa hadiah-hadiah besar, namun semua itu ditolak oleh Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Bilqis, para utusan itu menceritakan kemegahan istana Nabi Sulaiman, dan ajakan beliau untuk menyembah Allah SWT. Mendengar penuturan para utusannya, yakinlah Ratu Bilqis bahwa Sulaiman adalah seorang Nabi. Lalu Ratu Bilqis mengajak para pejabat penting kerajaan menghadap Nabi Sulaiman untuk menyatakan keimanan mereka.
Mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis ke negerinya, Nabi Sulaiman meminta kepada para stafnya untuk mengambil istana ratu Bilqis. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?" Ifrit dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya." Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." (QS. 27/ An-Naml: 38-40)
Lalu Nabi Sulaiman meminta pembantunya untuk mengubah sedikit singgasana itu. Ketika Ratu Bilqis tiba, bertanyalah Nabi Sulaiman, "Beginikah istanamu?"
"Agaknya, itulah," Ratu Bilqis tercengang keheranan. Yakinlah ia bahwa Nabi Sulaiman benar-benar seorang utusan Tuhan terbukti dengan mukjizatnya itu. Maka tunduklah Ratu Bilqis kepada Nabi Sulaiman, dan sejak saat itu ia menyatakan keimanannya.
19. Nabi Ilyas as.
Ia diutus Allah SWT memperbaiki akidah salah satu suku dari Bani Israil yang mendiami sebuah kota Ba'labak. Mereka ini menyembah berhala bernama Ba'i. Namun, betapa pun gigih Nabi Ilyas berdakwah, kaumnya tidak mau mendengarkannya.
Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rosul. (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'i? Dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-sebaik pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yang terdahulu?" Tetapi mereka mendustakannya (Ilyas), maka sungguh, mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang disucikan (dari dosa). Dan kami abadikan untuk Ilyas (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, "selamat sejahtera bagi Ilyas". (QS. 37/Ash-Shoffat: 123-130)
20. Nabi Ilyasa as
Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan Dakwah setelah Nabi Ilyas pulang ke Rahmatullah. Karenya dalam berdakwah ia berpegang pada syari'at dan metode Nabi Ilyas. Al-Qur'an tidak menguraikan panjang lebar tentang Nabi Ilyasa. Hanya diberitakan, Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth, masing-masing Kami lebihkan (derajatnya) di atas manusia lain (pada masanya). (dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rosul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus" (QS. 6/Al-An'am: 86)
21. Nabi Yunus as.
Ia diutus oleh Allah SWT menyampaikan kebenaran kepada penduduk kota Niwana yang terkenal sangat makmur. Karena dakwahnya tidak membawa hasil, akhirnya Nabi Yunus pergi meninggalkan mereka dengan marah. Kemudian ia ikut berlayar pada sebuah kapal. Kepergian Nabi Yunus tanpa seizin Allah itu membuat kapal yang ditumpanginya diombang-ambingkan gelombang.
Para awak kapal dan nelayan di kapal itu yakin, ada orang berdosa beserta mereka. Untuk mengetahui siapa yang berdosa maka diadakanlah undian dengan ketentuan yang namanya keluar akan dibuang ke laut. Secara kebetulan Nama Nabi Yunus yang keluar. Mereka semua tidak percaya, karena ia seorang Nabi. Untuk itu diulanglah undian sampai tiga kali, namun yang keluar tetap nama Nabi Yunus. Maka Nabi Yunus dibuang ke laut, dan ditelan ikan hiu.
Dalam perut ikan Hiu itulah Nabi Yunus bersujud dan i'tikaf, memohon ampun kepada Allah. Beberapa hari kemudian, ia dikeluarkan Allah SWT dari perut ikan Hiu dalam keadaan sakit. Setelah sembuh, kembalilah ia berdakwah kepada kaumnya. Atas kehendak Allah, berimanlah semua kaum Nabi Yunus yang berjumlah sekitar seratus ribu orang. "Dan (ingatlah kisah) Zunnun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah. Lalu dia mengira bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam suasana yang sangat gelap (maksudnya di dalam perut ikan), "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. 21/ Al-Anbiya': 87)
22. Nabi Zakaria as., dan 23. Nabi Yahya as.
Nabi Zakaria as. mengabdikan hidupnya untuk berdakwah dan memelihara heikal (yang disucikan) di Baitul Maqdis. Salah satu keinginan yang selalu mengganggunya, adalah kapankah akan dikaruniai seorang putra untuk melanjutkan dakwah sepeninggalnya nanti? Semakin bertambah usia Nabi Zakaria, semakin tipislah harapannya untuk memperoleh keturunan. Tapi ia percaya, jika Allah SWT menghendaki, sekalipun istrinya tetap mandul ia akan memperoleh anak jua.
Suatu ketika Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrob (tempat sholat) menemui keponakannya, Maryam yang sedang beribadah. Beliau memandang heran makanan, minuman, serta buah-buahan yang lezat terhidang di meja keponakannya. Sebab sepengetahuannya, Maryam sepanjang waktu bersujud kepada Allah SWT. Maka bertanyalah ia, "Dari mana engkau mendapatkan rezeki ini?"
"Allah SWT," jawab Maryam. "Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki."
Setelah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT ditampakkan kepada Maryam, maka Nabi Zakaria mohon kepadaNya agar dianugerahi keturunan. Dan (ingatlah kisah ) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris terbaik". Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (QS. 21/Al-Anbiyai: 89-90)
Kehendak Allah SWT terbukti. Tidak seberapa lama, istri Nabi Zakaria hamil. Setelah cukup usia kehamilannya, lahirlah seorang putra dan diberi nama Yahya. Allah memberkahinya dengan menjadikannya seorang Nabi yang dijauhkan dari nafsu kemaksiatan dan menjadi pemimpin yang dihormati kaumnya.
Mengenai Nabi Yahya as., Al-Qur'an mengutarakan, (Allah berfirman), "Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurot) itu dengan sungguh-sungguh." Dan Kami berikan hikmah (pemahaman Taurot dan pendalaman agama) kepadanya selagi dia masa kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih-sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong, (bukan pula) orang yang durhaka." (QS. 19/Maryam: 12-14)
24. Nabi Isa as.
Maryam yang hanya membaktikan diri untuk beribadah kepada Allah SWT dalam mihrobnya di Baitul Maqdis, terkejut mendengar pemberitahuan Malaikat bahwa ia akan dikaruniai anak. Sebab ia masih perawan dan tidak seorang lelaki pun yang pernah menjamahnya. Malaikat juga memberitahunya, bahwa Allah akan menciptakan anak itu tanpa proses sebagaimana mestinya. Hanya dengan berkata kun fayakun (jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya).
Kehamilan Maryam berawal saat Malaikat Jibril meniupkan sesuatu ke perutnya. Satu ketakutan yang menghantui Maryam kala itu, adalah bagaimana ia menyembunyikan kenyataan tersebut dari tuduhan yang bukan-bukan. Maka bersembunyilah ia di sebuah tempat terpencil yang tidak diketahui oleh manusia lainnya. Baru setelah melahirkan ia membawa bayinya, Isa Al-Masih ke tengah-tengah masyarakat. Sesuai petunjuk Jibril, Maryam hanya bungkam setiap ada orang yang menanyakan siapakah ayah si bayi dan hanya memberi isyarat agar orang-orang itu bertanya kepada bayinya. Tentu saja orang-orang semakin marah atas jawabannya. "Bagaimana mungkin, seorang bayi dapat bicara?"
Atas kehendak Allah SWT, bayi itu menjawabnya. Dia (Isa) berkata. "Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil), dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku sholat dan zakat selama aku hidup, dan berbuat baik kepada ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" (QS. 19/Maryam: 30-32)
Sekitar usia 30 tahun, Isa as diangkat menjadi Nabi. Mukjizat yang diperolehnya dari Allah SWT, antara,lain, bisa menyembuhkan orang buta sejak lahir, dan mampu menghidupkan orang mati. "Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus." (QS. 2/ Al-Baqoroh: 253) Namun bukti-bukti kebenarannya bahwa ia seorang Nabi mendapat tantangan keras dari pemuka-pemuka Yahudi. Bahkan mereka mempengaruhi penduduk Roma, bahwa dakwah Isa meremehkan Kaisar, dan berusaha menghancurkan kerajaan. Akhirnya hakim-hakim di Roma memerintahkan menangkap dan menghukum Isa di tiang salib.
Sejak itu tentara Roma dikerahkan untuk menangkap Isa as Di tengah pengejaran yang dilakukan, Allah SWT menghadirkan seseorang yang menyerupai Isa. Maka ditangkaplah orang itu dan dihukum salib. Sedangkan Isa as diselamatkan oleh Allah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan bahwa Isa selalu dianugerahi keselamatan.
25. Nabi Muhammad SAW
Muhammad saw. adalah putra dari Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul Mutholib (wafat sewaktu Nabi masih dalam kandungan). Ia dilahirkan di Mekah, tepatnya sekitar 200 meter dari Masjidil Haram, pada hari Senin menjelang terbit fajar, 12 Robiul Awal tahun Gajah (20 April 571 M). Tempat kelahiran Nabi itu kini dijadikan perpustakaan "Maktabah Makkah Al-Mukarromah."
Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak pamannya berdagang ke negeri Syam. Sesampainya mereka di kota Bushro, ada seorang pendeta Kristen bernama Buhiro yang memperhatikan Muhammad dan terperanjat menyaksikan adanya tanda-tanda kenabian padanya sesuai benar dengan yang diceritakan dalam Injil. Karena itu Pendeta Buhiro menyarankan Abu Tholib agar segera membawa Muhammad pulang kembali. Sebab ia khawatir jika orang-orang Yahudi mengetahuinya, mereka akan mencelakakannya. Pendeta Buhiro juga berpesan supaya Abu Tholib memelihara dan menjaga keponakannya itu baik-baik, karena ia calon pemimpin umat.
Sewaktu berusia 25 tahun, Muhammad dipercaya oleh seorang wanita terhormat yang kaya-raya bernama Khodijah binti Khuwalid untuk menjual barang-barang dagangannya ke Syiria. Ketika itu Muhammad saw. ditemani oleh pembantu Khodijah bernama Maisaroh. Perilaku dan tuturkata Muhammad yang terpuji menyebabkan ia berdagang dengan mudah. Seluruh barang dagangan terjual Nabis dalam waktu relatif singkat dan mendapat untung besar. Semua itu Maisaroh ceritakan kepada Khodijah.
Sejak itulah Khodijah terpikat oleh kepribadian Muhammad, dan tidak lama kemudian Allah SWT mentakdirkan keduanya menjadi suami istri. Status Khodijah saat itu adalah seorang janda berusia 40 tahun. Lima belas tahun lebih tua dari Muhammad saw. Pernikahan mereka dikaruniai anak tiga putra, dan empat putri. Ketiga putranya Al-Qosim, Abdullah, dan Thoyyib, semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil. Empat putrinya, ialah Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kaltsum, dan Fatimah.Muhammad saw. menyambut baik penunjukan atas dirinya. Sekalipun ia satu-satunya yang dipercaya melakukan tugas tersebut, namun Muhammad selaku orang muda merasa perlu memberikan penghormatan kepada para pembesar Quraisy. Untuk itu Muhammad saw. membentangkan kain sorbannya di tanah, lalu meletakkan Hajar Aswad di atasnya, kemudian memanggil empat kepala suku dari bangsa Quraisy untuk mengangkat empat sudut kain sorban itu, sedangkan ia yang memegangi Hajar Aswad dan meletakkannya di tempat semula.
Pada usia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu pertama ketika berkholwat (menyepi untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah) di Gua Hiro'. Sejak itulah ia diangkat menjadi seorang nabi dan mulai menyiarkan agama Islam secara diam-diam, sesuai dengan perintah Allah SWT.Orang-orang pertama yang beriman kepadanya, ialah: Abu Bakar, dari kalangan orang tua;Khodijah binti Khuwalid, dari kaum wanita;Ali bin Abi Tholib, dari golongan anak-anak; dan Zaid bin Haritsah, dari golongan budak.Keadaan di Mekah semakin mengancam jiwa Nabi saw, oleh karena itu beliau memutuskan hijrah ke kota Yastrib, kemudian diganti namanya dengan Madinah Al-Munawaroh, sebab Islam sudah berkembang di sana melalui orang-orang Yastrib yang ketika mengunjungi Ka'bah bertemu Nabi dan menerima ajarannya. Itu terjadi pada tahun ketiga belas kenabian.
Sebelum sampai di Kota Madinah, Nabi Muhammad saw singgah di kota kecil, Kuba untuk beberapa waktu lamanya. Di Kuba beliau sempat mendirikan Masjid. Setelah cukup lama tinggal di Kuba, Nabi saw. melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di kota ini pun Nabi membangun Masjid bersama-sama dengan kaum Muhajirin (sebutan bagi orang Islam yang berasal dari Mekah) dan kaum Anshor (sebutan bagi orang Islam yang berasal dari Madinah).
Pada Hari Sabtu, 25 Dzul Qo'dah, tahun Hijriyah, Nabi beserta para pengikutnya yang telah mencapai jumlah ribuan menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya sekaligus sebagai haji wada'. Sekalipun umat Islam kala itu sudah sangat kuat, namun Nabi Muhammad Rosulullah saw. tidak menyimpan dendam terhadap orang-orang kafir Quraisy yang pernah menganiaya beliau dan para pengikutnya. Bahkan beliau menjamin hak-hak hidup mereka. Beberapa bulan setelah haji wada' beliau sakit keras dan wafat. Tepatnya pada hari Senin, 12 Robiul Awal, dalam usia 63 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar