MAKALAH PROBELMATIKA BELAJAR
Disusun Oleh :
Aan Pauji
Budiman
Riska Monika
Cahya Wulandari
Komayah
Zamzamila
Sekolah : MAN Kragilan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan pada dewasa ini semakin mengalami perubahan yang besar. Perubahan-perubahan itu terjadi akibat dari proses belajar. Lalu pertanyaan dapat muncul ialah, apakah setiap orang mampu mengimbangi majunya pendidikan disertai perubahan-perubahan besar dengan proses belajar yang sederhana? Jawabannya adalah “mustahil”. Karena apa? Subjek yang terlibat dalam proses ini ialah peserta didik yang boleh dikhususkan kepada pelajar dan siswa akan tidak mampu mengimbangi pendidikan dari hari kehari yang semakin bergengsi dan maju sementara hanya dengan cara belajar kuno yakni dengan sistem kebut semalam.Tentu hasilnya juga tidak maksimal,Hal ini terjadi karena pandangan yang menganggap bahwa pendidikan itu diukur dengan nilai, namun pada hakikatnya adalah IQ, pengetahuan, pengalaman, pemahaman dan apliasinya lah yang menjadi pondasi berhasil atau tidaknya pendidikan seseorang.
Dibalik semua itu dapat dipahami bahwa, kadang kala seseorang telah menerapkan teori ini, namun hanya saja tidak bisa mengaplikasikan dalam proses belajarnya. Hal ini akan tejadi karena seseorang itu kurang memahami rahasia belajar, sebab dan akibat yang dapat ditimbulkan, acuh karena sekedar ikut-ikutan, tidak belajar dengan ihklas justru karena terpaksa dan sebagian memang sungguh-sungguh namun tidak pernah bisa menemukan kunci rahasia tersebut, hal inilah yang dikenal dengan broblematika belajar.
Berpijak dari hal ini,kami bermaksud ingin mengembangkan dan mengulas masalah tersebut dalam makalah sederhana ini dengan judul problematika belajar pada pelajar.kami memandang bahwa pada usia inilah akan pernah tejadi dan dialami suatu hal yang sangat serius dalam proses belajar itu sendiri.
Pada makalah ini akan dibahas ialah definisi belajar, problematika belajar, dampak yang ditumbulkan dari problema belajar, dan langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi problematika belajar, sehingga bagi siapa saja yang sempat membaca makalah ini akan mengetahi ini semua guna kesuksesan dalam belajar pada dunia pendidikan dan mampu menggapai sesuatu yang diharapkan yakni prestasi yang gilang gemilang.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi pengembangan dalam rumusan masalah ini, yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Seperti apakah problematika belajar itu?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari masalah belajar?
4. Seperti apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah belajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat mengerti dan memahami arti belajar yang sesungguhnya.
2. Agar dapat mengetahui berbagai problematika belajar pada pelajar.
3. Mengkaji dampak yang diakibatkan mengenai problematika belajar pada pelajar.
4. Manyikapi masalah belajar dengan langkah-langkag yang perlu dilakukan dalam mengatasi berbagai masalah belajar pada pelajar.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan kajian bagi kita semua umumnya, dan khususnya pada pelajar sebagai pedoman dan metode dalam proses pembelajarannya.
2. Mampu memahami berbagai aspek dalam proses belajar.
3. Mengkaji ulang seberapa jauh kita terjebak dalam masalah belajar dan cara mengantisipasi agar mampu keluar dari masalah tersebut.
4. Sebagai tolak ukur dan kesiapan kita dalam berbagai masalah belajar
5. Terbentuknya suatu perubahan besar, dan terciptanya belajar efektif
6. Dapat menghindari masalah-masalah belajar dan teciptanya kesuksesan dalam meraih citca-cita yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghapalkan kata-kata yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Disamping itu juga adapula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, berikut ini akan disajikan beberapa definisi belajar dari para ahli sehingga kita ketahui makna belajar itu yang sesungguhnya.
Skinner (dalam Wagito (2002:166) memberikan definisi belajar “learning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.
Hintzman (dalam Syah (2003:65) dalam bukunya “The Psichology of Lerning and Memory” berpendapat bahwa “Learning is a Change in Organism Due to Experience which Can Effect the Organism’s Behavior” (belajar adalah suatu perubahan yang terdiri dalam diri organism, manusia atau hewan yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut). Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan selanjutnya, pakar psikologi itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar, alasannya sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme bersangkutan.
Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut diatas adalah penomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya dapat diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan.Berpijak dari definisi yang telah diuraikan tadi, secara umum dapat dipahami belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
B. Faktor Mengenai Problematika Belajar
Setiap siswa pada prisifnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang memuaskan. Namun dari kenyataannya tampak bahwa siswa itu memiliki kesulitan dalam perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan lainnya.
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya juga tampak jelas dari penurunan kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan ribut dikelas, mengusik teman, tawuran, bolos sekolah, merokok, minum minuman keras, narkoba, pegaulan bebas dengan meliputi kenakalan remaja serta kegiatan tercela lainnya.
Mengenai faktor penyebab kesulitan belajar, Syah (2002: 183) menggarisbesarkan faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua hal, yakni
1. Faktor internal siswa
Hal atau keadaan yang muncul ari dalam diri siswa itu sendiri yang menyebabkan gangguan dan kekurangmampuan psiko-fisik siswa yang meliputi:
a. Bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa;
b. Bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya emosi dan sikap;
c. Bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
2. Faktor eksternal
Hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, yakni:
a. Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan dan ekonomi keluarga;
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, misalnya perkampungan kumuh atau pergaulan dengan teman yang nakal serta gaya hidup masyarakat yang tidak bisa disesuaikan;
c. Lingkungan sekolah, meliputi aspek kenyamanan, fasilitas yang kurang dan tempat sekolah yang tidak strategis/menyusahkan.
Selain faktor-faktor umum diatas, adapula faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus. Faktor ini ialah faktor fsikologis berupa ketidak mampuan belajar tentunya ada pada kelemahan masing –masing siswa yang merupakan suatu gejala yang muncul akibat indikator adanya ketidaknormalan dari fisik siswa itu sendiri, seperti:
1. Disleksia (dylexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca;
2. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidak mampuan belajar menulis; dan
3. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Akan tetap, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diatas rata-rata. Oleh karena itu, kesulitan belajar siswa yang menderita kelainan-kelainan tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak, Lask dan Reber (dalam Syah (2003:184).
C. Dampak yang Ditimbulkan dari Masalah Belajar
Segala sesuatu itu selalu berlawanan dan berpasangan. Terkhusus pada masalah belajar ini, jelas sekali bahwa ada sebab tentu akan ada akibat. Jika ada faktor-faktor dalam masalah belajar, tentu jaga ada dampak atau akibat yang ditimbulkan dari masalah belajar ini. Beberapa hal yang kami uraiakan pada makalah ini diantaranya adalah:
1. Transfer belajar
Ialah pengaruh kecakapan hasil belajar dalam sebuah situasi terhadap kegiatan belajar dalam situasi lain.
Kata “pemindahan keterampilan“ juga berarti hilangnya keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan keterampilan baru pada masa sekarang. Oleh sebab itu, definisi diatas harus dipahami sebagai pemindahan pengaruh atau pengaruh keterampilan melakukan sesuatu.
2. Penyakit Lupa (forgetting)
Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari. Apakah sesungguhnya yang menyebabkan siswa atau kita lupa akan sebagian materi yang telah kita ajarkan.
Pada umumnya orang percaya bahwa lupa terutama disebabkan oleh lamanya tenggang waktu antara saat terjadinya proses belajar sebuah materi dengan saat pengungkapannya, disamping itu juga dipengaruhi oleh cara kerja otak itu sendiri.
Kadang kala sesuatu yang ingin kita kerjakan atau kita lakukan sesaat menjadi lupa, dengan hal ini dapat dilakukan dengan kembali kepada dimana saat memulai merumuskan untuk melakukan sesuatu tadi, sehingga timbul stimulus dan merespon kembali yang telah kita rencanakan tadi. Dengan cara lain dalam belajar itu materi pelajaran itu lebih dipahami secara subjektif dibandingkan dengan menghafal yang butuh waktu untuk mengulang-ulang kembali agar bisa diingat.
3. Kejenuhan
Kejenuhan merupakan keadaan dimana seseorang merasa bosan atau stress dalam proses belajar dan apabila keadaan ini terus berlanjut justru hanya sia-sia belaka. Dapat kita pahami bahwa kejenuhan belajar yang dialami pada pelajar kerap terjadi sehingga dapat terlihat pada kualitas dan kuantitas belajar yang ditandai dengan menurunnya potensi intelektualitas dan memahaman serta keterampilan dalam belajar. Kejenuhan belajar juga dapat melanda siswa apabila telah kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tetentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
D. Langkah-Langkah dalam Mengatasi Masalah Belajar
a). Analisis hasil Diagnosis, sehingga dapat diketahui secara pasti
b). Menentukan Kecakapan Bidang bermasalah
· Dapat ditangani oleh guru
· Ditangani oleh guru dan orang tua
· Tidak dapat ditangani oleh guru dan orang tua (kasus tuna grahita/lemah mental dan kecanduan narkoba)
c). Menyusun Program Perbaikan (Remedial Teaching)
Penyusunan program hendaklah dimulai dari segi pengajar dulu. Seorang pengajar harus menjadi seorang yang konsevator, transmitor, transformator, dan organisator. Selanjutnya lengkapilah beberapa alat peraga atau alat yang lainnya yang menunjang pengajaran lebih baik, karena dengan kelengkapan-kelengkapan yang lebih kompleks, motivasi belajarpun akan dengan mudah didapat oleh para siswa.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interksi dengan lingkungan;
2. Problematika belajar terjadi akibat adanya faktor/penyebab-penyebab baik yang dipengaruhi melalui aspek internal maupun eksternal;
3. Faktor internal meliputi hal yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor, sedangkan dari faktor eksternal didalamnya menyangkut hubungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah;
4. Dampak dari kesulitan belajar itu mencangkup; transfer belajar, penyakit lupa (forgetting), dan kejenuhan;
B. Saran
Kami juga menyadari dalam penyusunan dan pengembangan makalah ini terdapat hal-hal yang kurang valid sesuai dengan ilmu pengetahuan saat ini namun itu semua bukan karena kesengajaan melainkan keterbatasan kami dalam kesempurnaan isi pembahasan dan pengembangan makalah ini sendiri. Dengan itu,kami membuka diri untuk menerima masukan dan saran tambahan dari berbagai siswa dalam pembangunan guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah kecil ini bermanfaat untuk kita semua khusus kita, pelajar yang tengah dalam dunia pendidikan yang kemelut ilmu pengetahuan yang kian barkembang dari hari ke hari, dan bersamaan dengan itu juga dampak perubahan yang besar dalam potensi intelektual dan mampu untuk perubahan kemampuan diri berdasarkan kecardasan..
0 komentar:
Posting Komentar